MAKASSAR, Terasnews.id – Makassar Recover menjadi topik yang dibawakan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat menghadiri undangan Professor of Architecture and Dean of the Faculty of Art Design and Architecture, Shane Murray di Monash University, Melbourne, Australia.
Makassar Recover yang menjadi inovasi Danny panggilan akrab Wali Kota Makassar diangkat dalam obrolan karena dinilai benar-benar mampu melewati masa krisis saat pandemi Covid-19. Tak hanya itu saja, strategi dalam memimpin Kota Makassar juga dibahas ketika dimintanya berbagi kisah pengalaman.
Untuk Makassar Recover sendiri, hal yang menjadi fokus pemerintah kota di program Makassar Recover yaitu imunitas kesehatan, adaptasi sosial, dan pemulihan ekonomi.
“Saya merasa terhormat mendapat undangan khusus ini. Ini menyatakan bahwa Kota Makassar dan Australia
itu cukup dekat dalam berbagi. Dimana juga sebelumnya, Konsul Jenderal Australia di Makassar bersama Monash
University sudah pernah datang ke Makassar,” sebut Danny, Rabu (06/07).
Danny mengatakan pada tanggal 07 Juli 2022, selain membahas konsep Makassar Recover, juga akan membahas terkait kerjasama revitalisasi dan permukiman informa dan lingkungannya. Lorong wisata dan beberapa program yang telah diinisiasinya dari periode pertama jabatannya.
Ia juga akan berbicara tentang kedekatan Makassar dan suku Aborigin Australia yang sejak ratusan tahun lalu telah menjalin kerja sama dalam hal perikanan.
Rencananya, besok seluruh mahasiswa seni, design dan arsitektur Monash University dijadwalkan hadir mendengar pemaparan langsung dari orang nomor satu di Kota Makassar ini.
Danny juga dijadwalkan bertemu dengan suku aborigin atau Yoingu People. Rombongan wali kota akan jadi undangan VVIP suku Aborigin.
“Ada tiga yang penting dipenuhi. Yang pertama memenuhi undangan monash kuliah tamu, memenuhi undangan pemerintah Australia dengan acara centuries of friends, kemudian memenuhi undangan pemerintah Australia gold coast,” ucapnya.
Di hadapan suku asli Australia itu, Danny akan menampilkan tari-tarian asal Makassar. Karenanya, dia memboyong beberapa penari dari Yayasan Anging Mammiri (Yama) dan maestro budaya.
“Ini membuktikan kedekatan kota Makassar dengan Australia khususnya suku aborigin. Kita menyambung sejarah lama,” pungkasnya.
Komentar